Rejoso, JendelaDesa.com – Mendorong terwujudnya Ketahanan Pangan di tingkat Desa, juga sebagai pusat informasi Pertanian, mulai dari proses pengolahan tanah hingga proses penanaman, terutama bawang merah, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur telah menggelar Temu Lapang Pencanangan Penerapan ” Manajemen Tanaman Sehat Bawang Merah ” yang bertempat di Desa Sukorejo Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk ( 30/10/2024).
Dalam sambutannya, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Istna Sofiana merasa sangat bahagia atas kehadiran tamu undangan semuanya yang hadir di Kabupaten Nganjuk, ” kami ucapkan selamat datang, mudah – mudahan kegiatan ini dapat meningkatkan bidang pertanian menuju pertanian sehat dan berkelanjutan ” harapnya.
Lebih lanjut di sampaian Istna, bahwa Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu sentral penghasil bawang merah nasional yang bertengger diposisi teratas sentral bawang merah di Jawa Timur.
” Pada tahun ini luas tambah tanam bawang merah 14. 139 hektar, untuk luas tambah panen 15. 320 hektar, sedangkan catatan hasil panen bawang merah per Januari – September 155. 545, 5 ton, ini masuk kategori sedang, karena keluhan petani bawang merah saat ini sangat tinggi, tingginya biaya produksi dari kebutuhan pupuk, obat – obatan pembasmi hama, juga perawatan pasca panen ” jelas Plt Kadis Pertanian Nganjuk.
” Munculnya janda pirang pada tanaman bawang merah menyebabkan produksi tidak maksimal, oleh karena itu saat ini petani Kabupaten Nganjuk harus dituntut berinovasi dan tanggap teknologi biaya produksi, untuk meningkatkan hasil produksi yang aman dan ramah lingkungan ” pungkasnya.
Akad, salah satu petani bawang merah asal Nganjuk menyampaikan bahwa penanaman bawang merang dilakukan dalam dua kali musim, musim pertama pada Bulan Juni – Agustus, dan Bulan September – Oktober akhir, dan ini dilakukan bersama – sama di wilayah Jawa Timur.
” Dan Alhamdulillah dengan mengunakan kajian pupuk organik, hasil panen meningkat secara kwalitas dan kwantitas, kita juga melakukan kajian jarak tanah yang nantinya berharap, agar inovasi – inovasi merupakan jawaban petani dalam melanjutkan budidaya bawang merah ” harap Akad.
” Di sisi lain kami juga mengucapkan terimakasih atas semua dukungannya, sehingga penerapan dan pengelolaan tanaman ini, dengan penerapan aph secara maksimal dan bisa meningkatkan kwalitas dan kwantitas, sehingga biaya semakin efisien ” pungkasnya.
( gik)