Ribuan Warga Saksikan Upacara Siraman Sedudo di Air Terjun Sedudo

Berita33 Dilihat

Nganjuk, JendelaDesa.com– Tradisi budaya tahunan Siraman Sedudo kembali dilaksanakan dengan khidmat dan meriah pada Sabtu, 12 Juli 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk dan dipusatkan di kawasan wisata Air Terjun Sedudo, yang terletak di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan.

Upacara adat Siraman Sedudo tahun ini dipimpin langsung oleh Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, yang turut didampingi oleh jajaran pejabat teras Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Kehadiran para pemimpin daerah tersebut menambah kekhidmatan prosesi sakral yang berlangsung di kawasan Air Terjun Sedudo. Ia menyampaikan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya tersebut sebagai bagian dari identitas lokal yang harus terus dirawat dan dikenalkan kepada generasi muda.

Acara Siraman Sedudo merupakan tradisi sakral yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Nganjuk. Upacara ini dipercaya membawa berkah dan keselamatan, serta menjadi daya tarik wisata budaya yang rutin digelar setiap bulan Suro dalam penanggalan Jawa.

Masyarakat meyakini bahwa mandi di bawah guyuran Air Terjun Sedudo dapat memberikan manfaat bagi kebugaran tubuh, bahkan dipercaya mampu menjaga awet muda.

Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menjelaskan bahwa menurut kepercayaan lokal, berendam di aliran air terjun pada tanggal 1 dan 15 di bulan Suro memiliki khasiat khusus. “Jika kita mandi pada hari-hari tersebut, dipercaya bisa membuat tubuh tetap awet muda,” ujar Marhaen

Ratusan warga dan wisatawan memadati lokasi air terjun sejak pagi hari untuk menyaksikan prosesi siraman yang sarat nilai spiritual dan budaya. Seperti pada pelaksanaan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Nganjuk turut menghadirkan nuansa hiburan dalam prosesi Siraman Sedudo 2025 dengan mendatangkan dua penyanyi muda, yaitu Fallden dan Cantika Davinca.

Prosesi sakral Siraman Sedudo diawali dengan pertunjukan Tari Amek Tirto, sebuah tarian ritual pengambilan air suci yang dibawakan oleh sembilan penari perempuan yang masih perawan. Mereka diiringi oleh sembilan gadis muda berambut panjang yang juga diyakini masih suci, berjalan perlahan menuju sumber mata air di bawah Air Terjun Sedudo.

Rangkaian upacara ini dipimpin oleh sesepuh desa, dan seluruh prosesi dijalankan dengan diiringi lantunan musik gamelan Jawa yang menambah suasana khidmat dan sakral.

Para gadis yang telah ditunjuk kemudian diarak menuju kaki air terjun untuk mengambil air secara langsung dari bawah guyuran Sedudo. Setelah selesai, mereka dibantu beberapa pemuda atau perjaka untuk mengisi kendi kecil dengan air suci tersebut.

Air yang telah dikumpulkan kemudian disimpan dalam wadah khusus. Air ini tidak digunakan sembarangan, hanya akan dikeluarkan jika ada warga yang membutuhkan untuk keperluan ritual atau pengobatan spiritual.(Lifa)