Tiga Klaster Komoditas Jombang Lolos Program Pembinaan Bank Indonesia 2025

Berita42 Dilihat

Jombang, JendelaDesa.com- 17 Juli 2025 – Setelah melalui serangkaian proses seleksi administrasi dan wawancara akhirnya Kabupaten Jombang meloloskan tiga klaster komoditas untuk mendapatkan pembinaan dari Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur. Klaster padi diwakili Regu Pengendali Hama (RPH) Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito. Klaster jagung diwakili oleh Poktan Murong Santren, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto dan Klaster Kopi diwakili Koperasi Produsen Kopi Wonosalam.

SAKA JATIM atau Sarana Akselerasi Klaster Agribisnis Jawa Timur. Merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur bertujuan mewujudkan petani handal yang memiliki orientasi bisnis. Petani yang memiliki manajemen kelembagaan yang baik serta turut berperan mengembangkan potensi sumberdaya pertanian di wilayah.

Program Saka Jatim 2025, juga merupakan upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga yakni dengan upaya pengembangan klaster yang mendukung Ketahanan pangan, pengembangan komoditas berorientasi ekspor serta pengembangan komoditas yang rentan mengalami fluktuasi atau naik turun harga dan berpengaruh pada perekonomian masyarakat.

“Tentu kami menyambut program ini dengan sangat antusias, Apalagi kegiatan ini dilaksanakan oleh lembaga yang sangat kredibel yaitu Bank Indonesia. Ini adalah kesempatan bagi keluarga besar Dinas Pertanian Kabupaten Jombang untuk menyajikan kelompok-kelompok yang selama ini dibina oleh Dinas bersama para petugas di lapangan. Saya selalu tekankan pada semua petugas, kegiatan seperti ini harus kita ikuti dengan sungguh-sungguh. Kita upayakan yang terbaik karena inilah kesempatan kita untuk menunjukkan hasil kinerja kita sekaligus mendapatkan hal-hal positif dari kegiatan penilaian” kata Moch. Rony kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang.

Loloskan Dua Klaster pangan dan satu klaster perkebunan. RPH (Regu Pengendali Hama) Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito saat ini telah masuk 2 besar hasil penilaian Saka Jatim 2025 Bank Indonesia jawa Timur untuk klister padi. RPH Kendalsari sendiri sudah ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian sebagai RPH Model Kabupaten Jombang.

Para petani Desa Kendalsari dulunya pernah mengalami cekaman hama tikus. Selama tiga tahun para petani kendalsari selalu mengalami gagal panen. Sejak tahun 2020, 2021, 2022 tanaman padi, jagung dan cabe yang biasa ditanam para petani selalu ludes oleh serangan hama tikus.

Awal tahun 2023 Dinas Pertanian bersama petani didukung seluruh komponen masyarakat didampingi oleh PPL-POPT dan pemerintah desa melakukan gerakan pengendalian hama tikus secara terpadu. Hasilnya, musim panen padi pertama tahun 2023 petani sudah bisa menikmati hasil panen. Hama tikus yang mencekam para petani Desa kendalsari bisa dikendalikan.

Tidak berhenti hanya pada upaya pengendalian hama. Dengan Pendampingan dari petugas, petani Kendalsari mulai meningkatkan kualitas budidaya. Yaitu melakukan praktek budidaya ramah lingkungan dengan kegiatan Budidaya Tanaman Sehat. Budidaya tanaman yang mengutamakan pemakaian bahan alami dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal. Pupuk organik, pestisida nabati dan agen hayati dibuat sendiri untuk mendukung kegiatan budidaya tanaman sehat di desa Kendalsari. Biaya lebih hemat, produksi meningkat.

Partisipasi dan kebersamaan adalah kunci sukses untuk mendukung keberlanjutan kegiatan di RPH Desa Kendalsari. “Saya sangat mendukung kegiatan RPH, Pemerintah Desa sudah mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung RPH Kendalsari. Tahun 2025 ini kita usahakan RPH sebagai mitra Bumdes Kendalsari untuk menjalankan kegiatan usaha ketahanan pangan, memproduksi agen hayati dan pupuk organik, “ kata Mulyadi kepala Desa kendalsari.

“Kami siap untuk meneruskan dan mengembangkan kegiatan RPH Kendalsari baik gerakan pengendalian maupun pengembangan Budidaya Tanaman Sehat. Kemandirian. Itu menjadi tekad kami, “ terang Ikhwan Effendi salah satu pengurus RPH Kendalsari.

Sementara itu klaster jagung diwakili oleh Poktan Murong Santren, Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto. Dari upaya yang dilakukan oleh para petani Poktan Murong santren produktifitas jagung bisa ditingkatkan. Tidak hanya mengandalkan budidaya jagung, hasil panen jagung juga diolah menjadi beberapa produk olahan. Baik dilakukan oleh kelompok wanita tani maupun warga Murong Santren. Menjadi tekad kelompoktani Murong Santren adalah mewujudkan kegiatan agribisnis jagung yang lebih baik. Ini didukung oleh pemerintah desa bersama jajarannya dan para tokoh masyarakat.

Zaki pengurus Poktan menyampaikan, para petani selain melakukan budidaya pertanian juga banyak yang beternak baik kambing dann sapi. Ini karena bahan pangan yang melimpah salah satunya dari ampas tahu. Ada potensi besar yang belum kita manfaatkan yaitu limbah ternak. Meski petani sudah menggunakannya untuk pupuk organik namun masih ala kadarnya, “kedepan akan kita kelola dengan lebih baik pemanfaatan limbah ternak untuk mendukung budidaya pertanian, harapan saya program dari Bank Indonesia nantinya bisa mendukung pemanfaatan limbah ternak untuk pertanian, “katanya.

Selain limbah ternak, potensi yang ada di Desa Mayangan adalah pemanfaatan limbah tahu. Selama ini ada limbah cair tahu yang belum bisa dimanfaatkan. “Saat ini sedang dilakukan kerjasama antara paguyuban pengrajin tahu dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang untuk membuat IPAL limbah tahu dan memanfaatkan limbah tahu menjadi pupuk cair, “ kata Imam Subki pengurus paguyuban pengrajin tahu.

Komitmen para petani Murong Santren sangat kuat untuk memperbaiki pola budidaya pertanian sekaligus memanfaatkan potensi yang ada. Kegiatan Budidaya Pertanian, UMKM pengolahan jagung, peternakan, kawasan industri tahu bisa menjadi usaha yang saling mendukung. Para tokoh petani, tokoh UMKM, perangkat desa dan petugas pertanian sepakat untuk menjadikannya sebagai satu kesatuan kegiatan agribisnis.

Selain dua klaster pangan, satu lagi yang juga mendapatkan pembinaan dari Bank Indonesia adalah klaster kopi. Diwakili oleh Koperasi Produsen Kopi Wonosalam. Sebagaimana diketahui Wonosalam memiliki ciri khas kopi ekselsa. Kopi dengan cita rasa khas tersendiri. Berbagai kegiatan produksi dan pemasaran telah diikuti oleh Koperasi Produsen Kopi Wonosalam semakin mengangkat citra produk Kopi Wonosalam.

RPH Kendalsari, Poktan Murong santren Dan Koperasi Produsen Wonosalam akan segera mengikuti pembinaan oleh Bank Indonesia. Dilatih bagaimana berbudidaya yang baik, ramah lingkungan, mengelola lembaga yang baik termasuk bagaimana melakukan diversifikasi produk pertanian.

“Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membina klister-klaster komoditas Kabupaten Jombang. Para petugas lapangan dan Pemerintah Desa. Ucapan terimakasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan kepada Kabupaten Jombang ikut berpartisipasi. Harapan kami akan ada pembinaan dan dukungan lebih lanjut dari Bank Indonesia. Apalagi tujuan Saka Jatim sejalan dengan apa yang menjadi program pemerintah kabupaten Jombang. Inovasi teknologi, peningkatan produktifitas, pertanian ramah lingkungan, hilirisasi, penguatan kelembagaan dan peningkatan SDM pertanian. Kami siap support penuh sebagai upaya untuk mewujudkan semangat kerja Abah Bupati Jombang yaitu Kolaborasi Bersama Mewujudkan Jombang Maju dan Sejahtera melalui Asta Cita, “ pungkas Ir. Moch Rony, MM Kepala Dinas pertanian kabupaten Jombang.
(Budiono*)