Musim Hujan dan Banjir Picu Anjloknya Kualitas serta Produksi Bawang Merah di Nganjuk

Nganjuk, JendelaDesa.com – Petani bawang merah di Desa Sumberjo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk mengeluhkan kualitas dan kuantitas hasil panen bawang merah yang menurun drastis pada musim panen kali ini. Penyebab utama masalah ini adalah curah hujan tinggi yang menyebabkan sungai di sekitar wilayah tidak mampu menampung luapan air, sehingga mengakibatkan banjir dan menggenangi area persawahan warga.

Akibat genangan air yang cukup lama, bawang merah banyak yang busuk sebelum masa panen tiba. Kondisi tersebut memaksa sebagian petani untuk melakukan panen lebih awal agar kerugian tidak semakin besar. Dampak banjir membuat hasil panen bagi tanaman yang sempat terendam menjadi sangat beragam; tanaman yang lolos dari genangan menunjukkan hasil cukup baik, sementara yang tergenang terancam rugi besar.

Salah seorang petani bawang merah asal Desa Sumberjo, Hadi Suyanto, menjelaskan bahwa biasanya pada satu musim tanam ia dapat memanen sekitar 1,5 ton bawang merah dari lahan seluas ¼ bahu. Namun pada musim ini, hasilnya hanya sekitar 1 ton saja karena tanaman yang terendam air mengalami penurunan produktivitas.

Menurut Hadi, dari total 10 hektar tanaman bawang merah di satu dusun yang terendam banjir, kerugian per hektar diperkirakan mencapai Rp60 juta. Dengan perhitungan tersebut, total kerugian di satu dusun mencapai sekitar Rp600 juta. Lebih lanjut ia memaparkan, terdapat 5 dusun di wilayah Kecamatan Sukomoro yang terdampak banjir, sehingga kerugian keseluruhan diperkirakan mencapai sekitar Rp3 miliar dalam satu musim tanam.

Hadi meminta pemerintah daerah segera melakukan normalisasi sungai yang sudah dangkal, agar banjir tidak kembali terjadi dan mengancam produktivitas pertanian di masa mendatang. Ia juga menyatakan bahwa jika perlu seluruh petani ikut membantu pembiayaan normalisasi sungai secara gotong-royong, dirinya siap mengkoordinir petani di desanya dan berkoordinasi dengan petani bawang merah dari desa lain untuk turut serta.

Peristiwa banjir yang memaksa petani menanam bawang merah lebih cepat untuk menghindari kerugian tidak hanya terjadi di Nganjuk, tetapi juga pernah dilaporkan di wilayah sentra bawang merah lain seperti Brebes, dimana petani juga terpaksa panen dini akibat banjir dan kerugian yang ditimbulkan. (red)