Blitar, JendelaDesa.com- Bersama penggiat Paguyuban Jogo Tirto Sendang Mbah Bawok, Sugianto yang akrab dipanggil Gombloh dengan menggunakan alat sederhana yang dibuatnya sendiri, telaten mengambil sampah dari embung yang berada di area sumber air atau sendang mbah Bawok yang berlokasi di kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan kota Blitar.
Aktivitas membersihkan embung dari sampah sudah tiga hari dilakukan, setelah kurang lebih dua minggu dirinya dan kawan-kawannya menghentikan rutinitasnya, pasca banjir menerjang area sumber air dan membuat kawasan tersebut porak poranda. Akibat banjir melanda, ribuan ikan yang dibudiyakan paguyuban hilang terbawa arus air, berganti dengan limpahan sampah yang saat ini masih menumpuk di dasar kolam.
Menyerah, mungkin ungkapan yang bisa dimaklumi setelah melihat dan merasakan realita yang ada. Budidaya ikan di embung sudah tidak mungkin lagi diharapkan hasilnya, sedangkan membersihkan sampah yang menumpuk merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga, waktu dan dana yang tidak sedikit. Sementara, menunggu bantuan dari pemerintah setempat, ibarat minta pucuk pada alu yang mempunyai arti tidak mungkin bakal terpenuhi.
Pesimistisnya penggiat paguyuban cukup beralasan, dimana setelah banjir tidak ada satupun dari aparatur kelurahan maupun kecamatan yang tergerak menawarkan apalagi memberikan bantuan untuk menangani sampah. Berbeda dengan waktu sebelumnya di tempat yang sama pada saat perhelatan acara yang akan dihadiri oleh pejabat, hampir dipastikan melibatkan paguyuban Jogo Tirto.
Berhenti atau terus melanjutkan merawat sumber air yang berusia ratusan tahun harus dipilih oleh Sugianto dan kawan-kawannya yang selama ini tidak kenal lelah mengupayakan area sendang mbah Bawuk menjadi ruang terbuka hijau yang asri dan nyaman. Diskusi-diskusi kecil acap kali dilakukan untuk mendapatkan keputusan yang bisa diterima. Bila berhitung tenaga, waktu dan dana yang bakal dikeluarkan, membuat ciut nyalinya untuk meneruskan. Namun bila mempertimbangkan bahwasanya embung tidak hanya dimanfaatkan untuk pertanian dan ketersediaan air bersih, akan tetapi juga membuka peluang ekonomi salah satunya budidaya ikan serta tujuan wisata lokal, dan hal menjadi alasan Sugiantodan kawan-kawannya memutuskan meneruskan tetap merawat sendang mbah Bawuk dengan keterbatasan.
“Sudah tiga hari ini teman-teman paguyuban mengambil sampah tidak hanya di kolam, tetapi juga di sungai. Dua minggu ini kami merasakan pengunjung yang datang sepertinya kecewa karena melihat embung kotor dan banyak sampah yang berserakan. Ya mau tidak mau kita kerjakan bersama secara swadaya dan semampunya, kalau menunggu bantuan dari pemerintah itu mustahil. Dua minggu tidak ada satupun orang dari pemerintah yang datang menawarkan bantuan tenaga atau bantuan apa kepada kami. Untuk waktu selesainya kapan kami tidak bisa memastikan, karena tenaga, waktu maupun dana terbatas,” ungkap Sugianto sembari mengambil sampah di kolam atau embung.
Presiden Prabowo Subianto menekankan sangat perlunya adanya gerakan nasional menjadikan Indonesia lebih bersih, asri, dan indah, dengan melawan sampah, dimulai dari perihal yang sederhana namun memiliki dampak besar, salah satunya membersihkan lingkungan, disampaikan Tan Ngi Hing sekretaris DPC Partai Gerindra kota Blitar, usai mengikuti pembersihan sampah di area sumber air mbah Bawuk pada Kamis (29/5).
Anggota DPRD Kota Blitar menuturkan, sampah di perkotaan merupakan persoalan dari dulu yang belum bisa terselesaikan secara tuntas, menangkap pendapatnya bahwa masalah penyelesaian terhadap sampah harus dilakukan dengan mengurangi, menggunakan dan mendaur ulang.
Penanganan sampah secara serius, bijaknya menjadi atensi pemerintah kota Blitar dan masuk program prioritas dengan harapan Kota Blitar kedepannya bisa terhindar dari ancaman banjir di saat hujan deras seperti yang terjadi pada dua minggu yang lalu. Tidak hanya banjir, Tan Ngi Hing juga menjelaskan tidak terkelolanya sampah dengan baik, sangat berpotensi mencemari lingkungan dan berdampak timbulnya berbagai penyakit.
“Kami mengapresiasi teman -teman paguyuban di sendang mbah Bawuk secara swadaya peduli melakukan penanganan sampah. Peduli persoalan sampah dan berfikir kembali dengan dampaknya, harus dilakukan dengan aksi nyata tidak hanya untuk pemerintah, akan tetapi untuk semua unsur masyarakat. Saya berharap semua bisa memahami ancaman bahaya sampah. Harapannya, pemerintah kota secepatnya melaksanakan program yang berkaitan dengan persoalan lingkungan dan sampah. Kita dilihat dan kita ditunggu oleh masyarakat, apa yang terbaik kita lakukan untuk masyarakat,” jelasnya.
“Sudahlah polemik-polemik yang ada sebaiknya secepatnya diselesaikan dengan bijaksana, tidak perlu diperpanjang hingga berlarut-larut, kita fokus bekerja. Sebagai kader Partai Gerindra, saya sangat prihatin dengan kondisi pemerintahan pada saat ini yang menjadi bahan perbincangan masyarakat. Dengan dukungan tehnologi informasi yang semakin canggih dan terbuka, masyarakat semakin cerdas menilai apa yang sedang terjadi. Kita turunkan tensi, kita singkirkan ego, mari kita bangun sinergitas di pemerintahan kota Blitar,” pungkas anggota komisi I DPRD Kota Blitar dari daerah pemilihan Sananwetan.(Ans).