Dari Kota Santri untuk Negeri: Penanaman Jagung Serentak se-Jatim, Pesantren Bersatu Jaga Ketahanan Pangan

Berita19 Dilihat

Jombang, JendelaDesa.com — Pemerintah Kabupaten Jombang bersama Kepolisian Republik Indonesia melaksanakan kegiatan penanaman jagung serentak se-Jawa Timur, yang dipusatkan di lahan Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Jombok, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang.

Kegiatan ini menjadi bagian dari program strategis nasional dalam rangka memperkuat ketahanan pangan melalui kolaborasi pesantren, Polri, dan masyarakat.

Bupati Jombang H. Warsubi (Abah Warsubi) hadir dalam kegiatan ini bersama Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol. Drs. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M., yang hadir mewakili Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

Abah Warsubi menyampaikan bahwa gerakan ini bukan hanya aksi menanam, tetapi sebuah pesan strategis dari Kota Santri untuk negeri.

“Dari Kota Santri, kita kirim pesan kuat untuk negeri, bahwa ketahanan pangan adalah jihad modern. Dulu, banyak pesantren yang berdiri dan berkembang dari hasil pertanian yang dikelola oleh kiai dan santri. Pertanian menjadi sumber utama pembiayaan operasional pesantren dan memenuhi kebutuhan pangan santri. Hari ini, santri dan Polri bersatu menjaga negeri melalui pertanian,” ujar Abah Warsubi.

Penanaman jagung dilakukan secara serentak, tidak hanya di Tebuireng, tetapi juga di berbagai pesantren lain yang terhubung secara virtual melalui jaringan komunikasi nasional. Total, program ini melibatkan sekitar 264 pondok pesantren di Jawa Timur dengan total luas tanah yang dikelola mencapai 500 hektare.

“Alhamdulillah hari ini kita sudah melakukan kegiatan tanam serentak jagung dengan berkolaborasi, bersinergi dengan seluruh pondok pesantren. Khususnya di Jawa Timur ada kurang lebih 264 pondok dengan luas tanah 500 hektare,” ujar Irwasum Polri, Komjen Pol. Dedi Prasetyo.

Di lahan seluas 10 hektare milik Pesantren Tebuireng, penanaman dilakukan secara simbolik oleh para tokoh yang hadir menggunakan alat penanam jagung. Di antaranya adalah Abah Warsubi, Irwasum Polri, serta para kiai dari berbagai pesantren besar seperti KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) dari Tebuireng, KH. Cholil Dahlan (Pengasuh PP Darul Ulum Rejoso), KH. Hasib Wahab (Pengasuh PP Bahrul Ulum Tambakberas), dan KH. Ahmad Masduqi Abdurrohman (Pengasuh PPRTQ Jombang), KH. Abdussalam sochib pengasuh PP. Mambaul Maarif denanyar juga hadir. Hadir pula Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dan Ketua MUI Jatim KH. Hasan Mutawakil Alallah, serta unsur Forkopimda Jombang.

“Program ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Polri dalam mendukung kedaulatan pangan Indonesia melalui sinergitas dengan berbagai lembaga dan komponen masyarakat,” tegas Komjen Pol. Dedi Prasetyo.

Selain tanam jagung, Polri juga menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) secara simbolis kepada Pesantren Tebuireng, yang diterima langsung oleh Gus Kikin. Bantuan sosial (bansos) dan tali asih juga disalurkan kepada masyarakat dan santri.

Dalam laporannya, Karo SDM Polda Jatim Kombes Pol Ari Wibowo menjelaskan bahwa total luas lahan yang dikelola Polda Jatim untuk mendukung ketahanan pangan nasional mencapai 209.587,85 hektare, yang terdiri dari:

Lahan Bekas Sawah (LBS): 143.442,89 hektare
Lahan Perhutanan Sosial: 49.432,59 hektare
Lahan Produktif: 16.203 hektare
Lahan Pondok Pesantren: 509,37 hektare

Program ini merupakan bagian dari target penanaman jagung nasional seluas 200.000 hektare pada kuartal ketiga tahun 2025, sebagai kelanjutan dari penanaman jagung di 330.000 hektare lahan perhutanan sosial, dari total target 700.000 hektare.

“Total target penanaman jagung pada kuartal ketiga ini adalah 440.000 hektare, dan target nasional hingga akhir tahun adalah 1 juta hektare. Dengan itu, diharapkan produksi jagung nasional bisa mencapai 4 juta ton, jauh di atas capaian tahun sebelumnya,” jelas Irwasum Polri yang juga telah ditunjuk sebagai Wakapolri.

Kegiatan berlangsung dalam suasana khidmat namun penuh semangat nasionalisme. Penanaman jagung ini menjadi penanda bahwa pesantren tidak hanya menjadi pusat ilmu dan akhlak, tetapi juga garda depan ketahanan pangan Indonesia.

Acara ditutup dengan ramah tamah dan pelepasan rombongan ke agenda berikutnya melalui helipad. Dari Jombang, gerakan pangan nasional digaungkan ke seluruh penjuru negeri, sebuah jihad pangan dari Kota Santri untuk kedaulatan bangsa.( Masruroh / Bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *