
Nganjuk, JendelaDesa.com – Jembatan di Desa Kedungdowo, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, tiba-tiba putus pada Minggu sore. Jembatan yang menjadi akses utama warga Desa Kedungdowo, Gempol, dan Mungkung menuju pusat Kota Nganjuk itu ambruk pada sisi utara sepanjang 30 meter.
Jembatan yang membentang di atas Sungai Widas tersebut dibangun pada tahun 2009 dengan lebar 3,5 meter dan panjang 60 meter. Berdasarkan hasil pengecekan pada tahun 2024, dari delapan tiang penyangga, enam di antaranya diketahui sudah dalam kondisi rusak. Kerusakan ini diduga menjadi penyebab utama jembatan akhirnya putus.
Selain itu, intensitas hujan tinggi dalam beberapa minggu terakhir turut memperparah kondisi jembatan. Luapan Sungai Widas menghantam tiang penyangga dan menggerus tanah pondasi di bagian bawah, sehingga struktur jembatan semakin melemah.
Mengetahui kondisi jembatan yang semakin membahayakan, Pemerintah Desa Kedungdowo sebenarnya telah memasang tanda larangan melintas dan melaporkan kerusakan tersebut ke Pemerintah Kabupaten Nganjuk. Namun hingga jembatan benar-benar putus, belum ada upaya perbaikan.
Diketahui, jembatan ini sebelumnya juga pernah putus pada sisi selatan pada tahun 2013. Saat itu pemerintah langsung melakukan perbaikan.
Akibat jembatan kembali putus, sekitar 1.400 kepala keluarga atau 5.200 jiwa, termasuk anak-anak sekolah, terdampak dan harus memutar sejauh 5 kilometer untuk menuju pusat kota. Kondisi ini sangat memberatkan aktivitas harian warga.
Kepala Desa Kedungdowo, Suprapto, menyampaikan bahwa warga sangat berharap pemerintah daerah segera membangun kembali jembatan tersebut, mengingat jembatan itu merupakan akses terdekat dan paling vital menuju Kota Nganjuk.