Warga Nganjuk Diduga Jadi Korban Penipuan Rekrutmen Program Makan Bergizi Gratis

Berita71 Dilihat

Nganjuk, JendelaDesa.com- Sejumlah warga Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, mengaku menjadi korban penipuan bermodus rekrutmen tenaga kerja untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sebuah program unggulan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

Para korban mengaku dijanjikan pekerjaan sebagai satpam dan karyawan dalam pelaksanaan program tersebut. Namun, sebelum bisa bekerja, mereka diminta membayar sejumlah uang yang bervariasi, mulai dari Rp200 ribu hingga Rp5 juta, dengan janji akan segera ditempatkan di berbagai lokasi program MBG di Kabupaten Nganjuk.

“Saya dijanjikan kerja sebagai satpam dengan gaji tetap, tapi harus bayar dulu Rp5 juta, itu kalau awal membayar, tetapi kalau membayar akhir bisa kena Rp10 juta. Setelah membayar, saya tidak pernah dipanggil kerja,” ungkap salah satu korban yang enggan disebutkan namanya.

Korban lain menambahkan, uang pendaftaran awal sebesar Rp5 juta hingga Rp7 juta bahkan ada yang mencapai Rp10 juta. “Saya menyerahkan uang itu ke Pak Sutik, lalu uang tersebut diteruskan ke Pak Yusuf. Katanya, kalau tidak bayar, proses tidak akan berjalan,” jelasnya.

Selain posisi satpam, pelaku juga menawarkan lowongan untuk ratusan calon karyawan lainnya dengan syarat membayar biaya administrasi Rp200 ribu per orang. Namun, hingga saat ini, tidak ada satupun dari mereka yang mendapatkan pekerjaan atau kejelasan terkait proses tersebut.

“Bukan hanya kehilangan uang, kami juga tidak bisa bekerja dan menunggu kepastian selama lima bulan,” keluh korban lain melalui pesan WhatsApp.

Dikonfirmasi di kediamannya, Yusuf, yang disebut sebagai penerima uang pendaftaran dari calon satpam dan karyawan, memberikan klarifikasi. Yusuf yang disebut juga menjabat Ketua Partai Garuda dan dikenal sebagai pengusaha jamu.

Ia menjelaskan bahwa uang pendaftaran sebesar Rp200 ribu yang diminta dari calon karyawan digunakan untuk pembelian dua buah kaos yang sudah dibagikan kepada para pendaftar.

Terkait uang pendaftaran Rp5 juta untuk 15 calon satpam, Yusuf menyatakan bahwa proses sudah sesuai prosedur dan dana tersebut telah diserahkan ke perusahaan outsourcing.

“Kami sudah serahkan ke pihak outsourcing. Pembayarannya pun sudah sesuai prosedur. Sekarang tinggal menunggu pelatihan. Kalau belum mulai kerja, itu karena tahapan memang seperti itu,” ujar Yusuf.

Yusuf menambahkan bahwa proses penempatan tenaga kerja masih dalam tahap koordinasi dengan Dinas Kesehatan.

“Setelah koordinasi, akan ada pelatihan, baru mulai bekerja. Penempatan akan dilakukan di tiga lokasi, yaitu Jatikalen di tempate pak yono , Ngunjung, dan di sini,” pungkasnya.

( gik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *