Blitar, JendelaDesa.com – Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) arah perjuangannya jelas, menjalankan ajaran Bung Karno. Dengan berziarah ke makam Bung Karno, mempunyai relevansi bahwa para alumni GMNI ingin terus mengingat figur teladan Bung Karno sebagai bapak bangsa, yang telah memberikan legacy atau peninggalan bagi generasi penerus untuk kemajuan bangsa Indonesia, dalam konteks persatuan nasional melalui Pancasila.
Bung Karno sang penggali Pancasila dan pemersatu bangsa Indonesia, disampaikan Dr. Abdy Yuhana, SH., MH, Sekretaris Jenderal Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) kepada Harian Forum.com, usai melakukan ziarah di makam Bung Karno. Dalam ziarah pada Jum’at (24/10), Abdy Yuhana bersama para alumni GMNI, salah satunya Ir Siswono Yudo Husodo, politisi dan pengusaha yang pernah memimpin pelaksanaan pembangunan pemugaran Makam Bung Karno pada tahun 1978 dan diresmikan di pertengahan tahun 1979. Abdy Yuhana juga menuturkan, Bung Karno merupakan tokoh pemimpin besar revolusi dengan semangat yang tidak pernah padam mencintai tanah air dan
memperjuangkan kemerdekaan serta menyatukan keberagaman suku, agama, dan budaya bangsa Indonesia.
“Kami terus datang untuk berziarah ke makam Bung Karno dengan rutin. Dalam kondisi kekinian, Bung Karno pernah menyampaikan ambeg paramarta, bahwa kita ini harus selalu melihat dalam konteks negara, dengan prioritas utamanya untuk bangsa, supaya Indonesia yang kaya akan sumber daya alam yang ditopang sumber daya manusia bisa bersaing dengan negara – negara lain. Kita harus tetap menggaungkan Pancasila sebagai titik temu dari segala macam perbedaan dalam kehidupan bangsa dan negara.” tuturnya.
Ditanya semakin gencarnya teknologi jaringan komunikasi global atau internet seiring dengan derasnya arus informasi global yang masuk dan diterima oleh berbagai kalangan generasi terutama generasi muda yang dikhawatirkan mampu mempengaruhi goyahnya rasa nasionalisme dan melupakan sejarah perjalanan berdirinya bangsa, alumni GMNI yang terus aktif mendorong agenda kebangsaan, memberikan jawaban dengan menjelaskan bahwa dampak kecanggihan internet terdapat sisi positif dan negatif, namun semua dikembalikan dengan berfikir bijak.
Dijelaskan Abdy Yuhana, adanya teknologi internet memudahkan komunikasi global melalui berbagai platform, salah satunya mengetahui tokoh sejarah maupun sosok yang beraktivitas dalam sosial masyarakat di semua tingkatan wilayah, mulai lokal, regional, nasional hingga internasional. Tidak hanya itu, teknologi internet bisa digunakan sebagai sarana mendukung kegiatan ekonomi. Namun begitu ditandaskan sisi negatifnya, dengan kemudahan mengakses informasi, dampak yang ditimbulkan salah satunya mudahnya menyebarnya berita bohong.
“Jadi seperti ini tidak bisa dihadang, bahwa kita masuk di era revolusi 4.0 bagaimana internet merupakan tehnologi informasi yang cepat. Dan pastinya mempunyai dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya, semakin mudah mengakses informasi yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin melalui media sosial bisa mengetahui tokoh – tokoh sejarah atau mungkin tokoh saat ini yang mempunyai kepedulian sosial masyarakat. Selain itu juga bisa mendorong ekonomi kerakyatan atau UMKM”. Tandas Dr. Abdy Yuhana, SH., MH.
“Sedangkan sisi negatifnya, tentu kalau tidak bijak menggunakan media sosial bisa berdampak, salah satunya timbul konflik sosial. Akses informasi ini terbuka lebar dan luas, maka negara perlu memperhatikan supaya regulasi yang menyangkut kebebasan informasi ini harus didorong supaya masyarakat bersikap bijak, dan inilah peran negara.” imbuhnya. (Ans).
