Blitar, JendelaDesa.com – Tidak hanya dikenal di Indonesia, jajanan pasar berbahan tepung ketan yang berbentuk bulat dan berisi gula merah atau gula kelapa, merupakan makanan tradisional di dalam pembuatannya dilakukan melalui pemanasan dengan menggunakan uap air dalam tempat yang tertutup atau pengukusan. Klepon termasuk produk makanan warisan budaya yang tidak hanya akrab bagi masyarakat Malaysia, akan tetapi juga dikenal di Brunei Darusalam, Singapura dan Filipina.
Di beberapa daerah luar Jawa, klepon dikenal onde-onde, sedangkan di Malaysia dengan sebutan buah melaka. Klepon pernah diperkenalkan imigran Indonesia kepada masyarakat Belanda di tahun 1950, yang mana pada saat ini jajanan yang biasanya berwarna hijau cerah berbalur parutan kelapa muda bisa ditemui di stand UMKM Kodim 0808/Blitar pada gelaran Bazar Jadoel Kota Blitar 2025.Tidak hanya klepon, di stand Kodim 0808/ Blitar, juga bisa dijumpai produk kuliner Nusantara berbasis kearifan lokal mulai nasi ampok, nasi liwet, botok, ketan bubuk, lemet, jemblem, donat jadul dan ikan sapit.
Selain makanan tradisional, stand UMKM Kodim 0808/ Blitar juga memperkenalkan minuman dawet dan kunir asem yang dikemas dalam botol.Diungkapkan Ainun, salah satu penjaga stand UMKM Kodim 0808/Blitar bahwa makanan maupun minuman yang diwariskan dari generasi ke generasi, ternyata memperoleh atensi yang cukup baik dari pengunjung bazar yang digelar tanggal 18 hingga 21 Juni 2025.
“Yang ada di stand ini hampir semuanya makanan dan minuman produk lokal dan tradisional. Alhamdulillah malam ini pengunjung banyak yang minat dan banyak yang membeli,” ungkapnya.
Mengenalkan kepada generasi untuk melestarikan dan mengembangkan makanan dan minuman hasil karya para leluhur, merupakan langkah strategis dalam mempertahankan identitas budaya bangsa, seiring dengan masuknya berbagai jenis produk makanan dan minuman import yang membajiri hingga pusaran pasar lokal.
Makanan tradisional berbasis kearifan lokal pada saat ini bisa dikatakan telah terpinggirkan bahkan nyaris terlupakan oleh masyarakat yang lebih tertarik dengan produk atau olahan makanan dari negara asing, meskipun olahan makanan dan minuman tradisional telah memenuhi syarat menjadi bagian penting terbangunnya ketahanan pangan, dengan bahan – bahan yang tersedia, keterjangkauan serta kualitas bahan pangan yang digunakan.Terdapatnya kandungan gizi yang mencukupi serta keterjangkauan konsumen secara ekonomi atau daya beli, makanan lokal tradisional sangat memungkinkan digunakan sebagai program pola makan sehat bagi masyarakat.
“Selain mendapat keuntungan, kami disini juga ingin mengenalkan olahan – olahan makanan dan minuman yang ada di Blitar.Sedangkan untuk harga masih sangat bisa dijangkau oleh pengunjung yang membeli,” tukas Ainun sambil melayani pembeli.(Ans).