Akibat Pupuk Bersubsidi Terus Berkurang, Ini Pesan Bupati Nganjuk

Berita395 Dilihat

Nganjuk, JendelaDesa.com- Akibat kondisi alokasi pupuk subsidi dari tahun ketahun terus turun dan terus berkurang, maka perlu adanya kerja cerdas petani. Hal itu disampaikan Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi yang sekalisgus pengurus DPD PDI Perjuangan saat memberangkatkan peserta Workshop dan Pelatihan atau Bimbingan terkait pupuk, pupuk yang dimaksud adalah pupuk subsidi dan non subsisdi ke PT Petro kimia Gresik sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia (PI), Kamis (08/04/2023).

Untuk itu, dirinya menginisiasi kegiatan workshop atau pelatihan dan plan tour di PT. Petrokimia Gresik, dengan harapan petani bisa memahami terkait pupuk itu sendiri.

Mulai dari bahan dasarnya apa, produksinya bagaimana, unsur – unsur yang terkandung itu apa, dosis pemakaiannya berapa, serta pengaplikasiannya yang benar seperti apa.
Yang mendasari workshop ini adalah dinamika barang – barang subsidi khususnya pupuk di Kabupaten Nganjuk dimasa akhir tahun ini, dimasa tanam ketiga ini, agar tidak mengalami kekurangan sarana produksi.

Kembali ditegaskan Bupati bahwa, untuk mencukupi kebutuhan pupuk diharapkan petani bisa menggunakan pupuk alternatif selain pupuk subsidi, yaitu pupuk non subsidi baik itu kimia atau pun organik yang diproduksi oleh PT. Petrokiamia Gresik yang tentunya menjadi rekomendasi dari Pupuk Indonesia.

Adapun upaya yang lain dari komunitas penggiat pertanian yang yang ada di Kab. Nganjuk itu juga boleh digunakan, misalkan dari Komunitas P4S (Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya) dan Komunitas Petani yang lain.

Sementara itu ditemui disela – sela pemberangkatan, Hadi Siswanto dari CV. Semi Sejati Distributor Pupuk Cubsidi mengatakan, gols dari kegiatan ini, Bupati berharap, satu untuk pemenuhan kebutuhan pupuk tidak tergantung pada pupuk subsidi, kedua untuk mendorong pelaku kegiatan pertanian untuk bisa mencukupi pupuk – pupuk alternatif.

“Pupuk alternatif itu antara lain, pupuk organik padat, granul, atau pupuk organik cair, dan yang ketiga yang paling utama, Kang Marhaen menekankan untuk tidak terfokus kepada hasil, hasil dalam hal ini hasil pertanian yang sifatnya, jumlahnya banyak tapi disertai dengan pengeluaran atau biaya oprasionalnya yang banyak, yang pada akhirnya margin atau keuntungan juga kecil,” ujar Hadi Siswanto.

Lebih lanjut Ia mengatakan, bahwa Kang Marhaen berpendapat ataupun mengarahkan untuk bisa menggunakan pupuk yang tepat, yang pas, yang sesuai kebutuhan tanaman, yang pada intinya bisa ditekan untuk biaya saprodinya, meskipun hasilnya turun, tapi antara biaya produksi dan hasil penjualanya tinggi, korelasinya dengan pendapatan petani yang semakin meningkat , tujuannya adalah petani bisa sejahtera.

Satu hal lagi, kata Hadi Siswanto, plan tour ke pabrik PT. Petrokimia Gresik sebagai representasi hadirnya Pemerintah untuk bisa memberikan sedikit gambaran kepada masyarakat nganjuk khususnya petani bagaimana carut marutnya pupuk itu diproses, diproduksi, disalurkan, dan nantinya kalau tidak ada halangan nanti akan dilanjutkan dengan ziaroh wali.(Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *