Warga Wengkal Kecewa, Tanpa Sosialisasi Lahan Mereka Milik Perhutani Ditanami Tebu

Berita372 Dilihat

Rejoso, JendelaDesa.com- Dengan dalih saling menunggu untuk agendakan sosialisasi dengan warga, pengerjaan lahan Perhutani di Desa Wengkal Kecamatan Rejoso yang akan ditanami Tebu, menjadi amarah warga, pasalnya lahan yang mereka kerjakan ( garap) bertahun – tahun, tanpa adanya pemberitahuan kepada warga, sehingga tak sedikit para petani mengalami kerugian, yang menyebabkan warga marah dan melakukan aksi di balai Desa Wengkal untuk mencari solusi ( mediasi), yang di dampingi Komunitas Salam Lima Jari ( 28/10/2024).

Warga menuntut dan menyayangkan tidak adanya sosialisasi terlebih dahulu dari pihak Perhutani dalam penggarapan lahan mereka ( para petani) yang akan dijadikan lahan tebu, yang katanya program dari Pemerintah.

Beberapa warga mengeluh dan menyampaikan tuntutannya di Balai Desa Wengkal, yang dihadirkan langsung dari pihak Perhutani, Kepala Desa Wengkal, juga dari Cv yang memenangkan tender untuk mengerjakan lahan sebagai lahan tebu, juga dari puluhan warga Desa Wengkal termasuk Salam Lima Jari yang di beri kuasa oleh warga untuk mencarikan solusi terbaik bagi kesejahteraan petani.

Warga juga menyampaikan bahwa lahan tersebut sudah di tanami tanaman jagung, dan sudah mengeluarkan banyak biaya, jadi siapa yang kasih ganti rugi kerugian saya, saya sudah mengerjakan lahan tersebut selama 6 Tahun ” ujarnya.

Disisi lain dari dampak pekerjaan tersebut, warga juga menyayangkan, pasalnya dari tunggak – tunggak pohon ( akar ) tersebut dibuang sembarangan di pinggir – pinggir sungai, bahkan di dalam sungai, ini tidak memungkinkan dapat menimbulkan bahaya banjir, karena di Desa Wengkal sering banjir, bagimana nanti, pasti akan membuat banjir lebih parah ” ucap warga.

Meski situasi sempat memanas, akhirnya jalannya mediasi antara pihak warga dan pihak perhutani berjalan lancar dan terkendali.

Disampaikan Totok selaku Kepala Desa Wengkal, bagaimanapun dirinya akan berpihak kepada warganya, karena ini semua demi kesejahteraan warga saya, saya ingin warga saya tidak dirugikan, kalau bisa ada kerjasama yang baik dari pihak perhutani dan warga , jadi dari kedua belah pihak bisa saling kerjasama dan bisa saling menguntungkan ” harap Kades.

” Saya mewakili mereka, saya mewakili warga saya dan memberikan hak mereka, yang penting pihak perhutani dan pihak ke tiga bisa bekerja sama dengan masyarakat saya yaitu masyarakat penggarap hutan, saya setuju – setuju saja bila masyarakat setuju, tapi bila masyarakat saya tidak setuju saya juga tidak setuju, karena saya itu wadahnya masyarakat, dan nanti akan ada sosialisasi dari pihak perhutani kepada penggarap lahan, nanti akan di kumpulkan dan di data, gi mana maunya masyarakat ” jelasnya.

Sedangkan dari pihak Perhutani, melalui Jepri selaku Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, pihaknya menyampaikan bahwa pada intinya kita harus berkolaborasi ikut menyukseskan program dari Pemerintah, yang salah satunya terkait dengan ketahanan pangan yang terdapat di kawasan hutan.

” Dan ini kita diskusikan mencari solusi yang saling menguntungkan, dan nanti InsyaAllah nanti kita diskusikan ada ganti rugi sesuai dengan luasan, dan bila mau nanti masyarakat juga ada lahan – lahan kosong yang bisa dikerjakan, terkait sosialisasi memang belum, kita juga menunggu, nanti kita akan segera sosialisasikan ” pungkasnya.

( gik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *