Menuju Indonesia Emas 2045: Peran Guru BK dan Generasi Muda dalam Bonus Demografi

Berita257 Dilihat

Blitar, JendelaDesa.com- Anak sekolah lulus pada saat ini usianya 18 tahun maka untuk tahun 2045 usianya 38 tahun, menurut pemikiran Prof. Dr. H.Mohammad Zainuddin, M.Pd, kondisi tersebut dimaksud dengan Indonesia emas, yang mana penduduk Indonesia pada tahun 2045 banyak di usia produktif. Hal tersebut disampaikan menurut riset pada tahun 2045, dimana Indonesia memiliki jumlah penduduk usia produktif yang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif, seperti anak – anak dan orang tua atau dikenal istilah bonus demografi. Prof Zainudin menambahkan, penduduk usia 38 tahun sebanyak 70 persen dengan menggambarkan pada usia tersebut bila menggunakan kekuatan fisik mempunyai peluang kemenangan dan mampu berpikir cepat dan tepat.

Rektor Universitas Madani Indonesia ( Umina ) Blitar menambahkan penyampaiannya, namun semua dengan catatan di generasi tersebut harus mempunyai kompetensi yang handal, dengan menambahkan penjelasan bila kompentensi tidak dimiliki, Prof Zainudin mengistilahkan generasi akan terjajah di negeri sendiri.Sebaliknya bila kompentesi dimiliki, Indonesia akan menjadi negara modern minimal urutan ke tiga.

Melanjutkan penyampaian pendapatnya, Prof Zainudin menekankankan sebagai persyaratan menuju Indonesia emas, salah satunya sekolah dengan filosofi kerja, kerja, kerja saat ini harus dirubah menjadi kerja, kerja, kuliah. Ditandaskan kerja untuk memperoleh penghasilan dan pengembangan diri serta berkontribusi sosial. Akan tetapi, kerja dengan kuliah tentunya lebih mempunyai wawasan, pengetahuan dan keahlian dalam menghadapi globalisasi, dengan memberikan salah satu gambaran pada saat ini dimana dunia perdagangan harus mengikuti perkembangan tehnologi seiring dengan pergeseran perilaku konsumen yang lebih memilih perniagaan dengan elektronik.

“Guru BK harus mengawal, yang mana filosofi kerja, kerja, kerja harus dirubah menjadi kerja, kerja, kuliah.Kerja menjadi dukungan supaya dalam peperangan menghadapi globalisasi dan mempunyai potensi untuk menang. Jepang, Amerika, Korea, Cina, Jerman dan negara – negara modern lainnya saat ini terlihat tampil di dunia. Tetapi di tahun 2045, kita bisa masuk sebagai negara modern dengan catatan anak – anak harus dikawal untuk belajar, belajar, kuliah. Dan kuliah tidak hanya sekedar untuk mencari kerja, akan tetapi merubah wawasan, merubah pola pikir dan merubah berbagai macam di kehidupan dirinya sendiri,” jelas Prof. Dr. H.Mohammad Zainuddin, M.Pd, disela acara Workshop Guru BK se Blitar Raya, pada Senin (2/6) bertempat di Universitas Madani Indonesia ( Umina ) Blitar.

Workshop dengan tema “Pengembangan Layanan BK Karir Berbasis Minat Dan Bakat” , hadir selain rektor Universitas Madani Indonesia Prof. Dr. HM. Zainuddin, MPd, juga terlihat hadir Prof.Dr. Imam Hambali Guru Besar Universitas Negeri Malang, KH Farmadi, S Ag, MHI, Kepala Kementrian Agama Kabupaten Blitar dan Drs. H. Arif Fuadi, MM, MH, sekretaris Universitas Madani Indonesia Blitar.

Ditemui seusai memberikan materi sebagai nara sumber dalam workshop yang diikuti para guru Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta se Kabupaten dan Kota Blitar,
HarianForum.com menyampaikan pertanyaan metode apa yang harus dilakukan oleh para guru BK dalam membentuk anak didik berkualitas. Mendapat pertanyaan, kepala kementrian Agama Kabupaten Blitar, KH Farmadi, S Ag, MHI, memberikan jawaban dengan menerangkan bahwasanya guru merupakan uswah atau sosok teladan yang baik kepada anak didiknya.

“Yang harus didandani pertama adalah guru, karena guru itu adalah uswah yang harus diikuti oleh anak-anak kita, sebelum mereka di masyarakat didandani terlebih dahulu, ditata dengan rapi baru nanti enak. Guru jangan selalu menyalahkan murid, tinggal gurunya bener apa nggak. Sehingga konsep yang ditawarkan dari Allah, pernahkah dilakukan para guru bangun malam sujud pada Allah dan baca Al – Qur’an.Sehingga kalau apa yang disampaikan tidak langsung menyentuh, maka yang ditata bener itu gurunya.Kalau guru-guru BK tertata rapi, akhlaqnya bagus nanti akan diikuti anak – anak kita,” terang KH Farmadi.

“Kemudian mu’asyarah, komunikasi guru dengan murid atau murid dengan gurunya itu kalau enak, maka akan melahirkan anak – anak yang militan. Saya sepakat di kampus ini gurunnya yang diundang diberi materi bagaimana cara menata dirinya, menata refrensinya, menata mu’asyarah dengan sesama guru, dan bagaimana cara komunikasi guru dengan murid, dan sebaliknya murid dengan guru,” pungkas KH Farmadi, S Ag, MHI.(Ans).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed