Gotong Royong Wujud Nyata, 352 Anak Ikuti Khitan Massal Perdana di Nganjuk

Berita37 Dilihat

Nganjuk, JendelaDesa.com- Semangat gotong royong masyarakat Nganjuk kembali terwujud dalam penyelenggaraan Khitan Massal Perdana yang digelar Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Kamis, 28 Agustus 2025 di Pendopo KRT Sosro Koesoemo. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI dan diikuti oleh 352 anak, termasuk peserta dari luar daerah seperti Jombang, Sidoarjo, Malang, hingga Madura.

Acara berlangsung meriah dengan arak-arakan peserta sunat yang naik becak mengelilingi Jalan A. Yani, serta dukungan layanan kesehatan gratis mulai dari khitan, pemeriksaan kesehatan, konseling psikologi, hingga terapi tradisional. Seluruh biaya dan hadiah bagi peserta berasal dari dukungan para donatur, instansi, dan organisasi masyarakat, tanpa menggunakan APBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, dr. Tien Farida Yani, MMRS, melaporkan bahwa pendaftaran dilakukan baik secara online maupun offline melalui jejaring PKK, GOW, Dharma Wanita, Korwil Pendidikan, Puskesmas, Kecamatan, hingga Dinas Kominfo. Dari total peserta, 336 anak lolos screening kesehatan, sementara lainnya mengundurkan diri. Peserta termuda adalah Mohammad Lukman Hakim (4 tahun) asal Desa Gemenggeng, Kecamatan Pace.

Dalam sambutannya, Bupati Nganjuk, Kang Marhaen, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bukti nyata kolaborasi lintas elemen. “Acara ini terselenggara berkat gotong royong seluruh pihak: tenaga, pikiran, hingga dana. Atas nama pemerintah, saya ucapkan terima kasih. Pendopo ini adalah rumah rakyat, tahun lalu ada nikah massal, kini ada khitan massal. Semua menunjukkan kuatnya kebersamaan masyarakat Nganjuk,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan ini Bupati bersama Ibu Ketua TP PKK, Wakil Bupati bersama Ketua GOW, Kapolres, Dandim, Sekda bersama Ketua DWP, Kepala OPD, direktur rumah sakit, organisasi profesi kesehatan, dan tokoh masyarakat. Kolaborasi ini menegaskan bahwa khitan massal bukan hanya bernilai kesehatan dan keagamaan, tetapi juga merefleksikan budaya gotong royong Nganjuk yang terus hidup sebagai warisan berharga bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *